Jumat, 15 Maret 2013

versi sekarang. .




Legenda desa marga kencana
Pada zaman dahulu, tinggalah seorang kakek tua yang bernama Paimin. Kakek Paimin adalah seseorang yang mempunyai dua anak yang baik dan perhatian kepadanya. Kedua anak itu bernama Dayu sebagai kakak dan prio adiknya. Istrinya sudah meninggal dua tahun yang lalu. Kakek Paimin bekerja sebagai pencari kayu bakar yang dijual di pasar. Kakek Paimin tinggal di desa yang penuh dengan kedamaian. Meskipun desa tersebut mempunyai masalah ekonomi yang cukup parah, namun mereka tetap bersyukur dengan kenikmatan yang telah diberi oleh Alloh kepada mereka.
          Pada suatu hari kakek Paimin pergi mencari kayu di hutan belantara yang sering ia datangi. Saat kakek Paimin sampai di hutan ia terkejut, karena pohon-pohon yang ada di dalam hutan sudah di tebangi oleh orang-orang jail. Kakek Paimin merasa sedih karena hewan-hewan yang biasanya menemani ia di dalam hutan sekarang sudah pergi, selain itu mencari kayu adalah satu-satunya pekerjaan kakek Paimin saat itu.
          Kemudian ia pulang ke rumah tanpa membawa satu kayu. Setelah sampai di rumah ia memeluk kedua anaknya, sambil berkata “nak hari ini kakek tidak mendapatkan kayu, jadi hari ini kita hanya memakan garam dapur”. Anaknya ikut sedih melihat ayahnya yang sudah tua menangis. Anaknya berkata,”sudah yah jangan sedih lagi besok kita akan mencari kayu bareng-bareng ya” dengan tersenyum.
          Keesokan harinya kakek dan anak-anaknya pergi ke hutan yang lain untuk mencari kayu bakar. Saat mereka tiba di hutan, mereka terkejut, lagi-lagi ulah para tangan jail sudah menebangi pohon-pohon yang ada di hutan. Akhirnya mereka pulang tanpa membawa kayu bakar, mereka pulang dengan memegangi perut mereka karena kelaparan. Baru setengah perjalanan pulang anaknya yang bernama Dayu pingsan. Dan kakek berteriak untuk meminta pertolongan, akhirnya ada seorang wanita cantik yang menghampiri mereka, wanita tersebut memberi makanan dan minuman kepada kakek dan kedua anak tersebut. Pada saat kakek Paimin meminumkan air kepada Dayu dan menoleh ke arah wanita tersebut, ternyata wanita tersebut sudah menghilang.
          Setelah mereka melanjutkan perjalanan dan sampai di rumah, kakek Paimin duduk di kursi tuanya sambil meminum secangkir teh hangat. Ia berpikir dalam benaknya,”siapa wanita tersebut sepertinya aku sudah pernah mengenalnya”. Tidak lama kemudian ia teringat oleh istrinya yang sudah meninggal, kemudian ia berpikir “ apa dia ????”.
          Matahari mulai tenggelam dan malam mulai datang. Hanya terdengar suara jangkrik dan atap rumah yang gemerusuh terkena angin yang cukup kencang. Setelah mereka selesai melaksanakan solat isa mereka pergi ke kamar untuk tidur.
          Pada saat tidur kakek Paimin bermimpi bertemu dengan istrinya. Di dalam mimpi istrinya berkata,“suamiku, jagalah anak-anak kita jangan sampai mereka mempunyai masa depan yang suram”. Kemudian kakek Paimin terbangun dan melihat kedua anaknya yang tidur di sampingnya. Tak lama kemudian kakek Paimin meneteskan air mata, ia merasa sedih karena sudah gagal merawat anak. Kemudian dia mengambil air wudhu untuk melaksanakan solat tahajud dan memohon pertolongan kepada Alloh.
          Keesokan harinya ia berencana untuk menanam pohon didepan rumahnya. Akan tetapi pada saat ia menggali tanah belum cukup dalam ia menemukan sebatang emas, ia sangat terkejut, ia tidak menyangka akan semua ini. Kemudian ia pindah menggali tanah yang ada di dekat jalan, ia menemukan satu batang emas juga. Ia terheran-heran melihat ini, kemudian ia berpikir,”apa disepanjang jalan ini terdapat emas????”..
          Kemudian ia mengumpulkan orang seluruh kampung untuk menggali tanah di sepanjang jalan kampung itu. Ternyata benar dugaan kakek Paimin. Kemudian penduduk kampung sujud secara bersamaan dan berterima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Setelah kejadian itu kampung tersebut diberi nama kampung Marga Kencana, karena nama tersebut mempunyai arti. Marga adalah jalan dan Kencana adalah emas. .

* * Selesai * *
          

Tidak ada komentar:

Posting Komentar