Taubat....
Taubatan Nasuha
Dulu di
sebuah desa tinggallah seorang anak muda yang dikenal kenakalannya yang sering
mencuri, minum minuman keras, sering mencaci maki orang tuanya, dan masih
banyak lagi kenakalan yang sering ia buat. Seorang anak muda ini bernama Doni
ia tinggal di suatu sudut desa. Doni tinggal hanya dengan seorang ayah yang
sudah tua dan pekerjaannya hanya membantu membersihkan halaman rumah
tetangga-tetangganya. Ibu Doni sudah meninggal saat ia berumur 11 tahun.
Waktu
itu Doni sedang bermain judi, dan ayahnya lewat di depannya, kemudian sang ayah
menyuruh Doni untuk segera pulang, karena sebentar lagi solat maghrib akan
tiba. Akan tetapi, sang ayah malah di dorong kemudian ia tendang sampai
terjatuh, kemudian Doni berkata “ pulang aja sana, nanti juga kalau saya butuh
uang pasti pulang” sambil ngotot. Sang ayah kemudian memegangi kaki sang anak
dan berkata,” ayoo,nak pulang,ini sudah mau maghrib,ayoo,pulang kita
solat,sadarlah nak”sambil meneteskan air mata. Sang anak pun menjawab “buat apa
saya solat? Toh tuhan nggak bakal ngasih saya uang jutaan buat judi,sudah sana
pulang”,sambil menendang ayahnya. Ayahnya mengelus dada dan mengucap
“subhanalloh nak-nak”,akhirnya sang ayah pergi pulang karena adzan maghrib
sudah di kumandangkan.
Saat
sang ayah sedang melaksanakan solat maghrib Doni pulang dengan masuk tanpa
salam dan membuka pintu dengan menendangnya, dan berteriak,”yah,ayah, dimana
kamu?gua ngambil uang di lemari”. Saat Doni mebuka lemari ternyata uangnya
tidak ada, ia menhampiri sang ayah dan bertanya “ mana uang mu?” sang ayah
tidak menjawab karena ia sedang solat, kemudian saat sang ayah sedang melakukan
sujud, Doni menendang pantatnya,”he mana uangmu,saya lagi butuh uang sekarang
!!!”
“ya
ampun nak,ayah belum punya uang,minggu depan baru ada uangnya”sambil batuk dan
mengeluarkan darah.
“
ayah ini gimana saya bilang butuhnya sekarang bukan minggu depan,dasar ayah
tidak berguna,sudah lah saya mau pergi!!”. Tanpa memikirkan ayahnya yang sedang
sakit.
Kemudian
Doni pergi sambil menendang pintu rumah. Sang ayah bersujud sambil menangis dan
memohon “ ya alloh apa salahku,kenapa anakku jadi seperti ini, ya alloh
maapkanlah dia,berikanlah dia petunjukMU agar ia bisa kembali lagi di jalanmu
ya robb”. Dan malam itu adalah malam terakhir sang ayah merasakan penderitaan
yang selama ini ia rasakan, sang ayah sudah meninggal karena sakit batuk
rejannya yang menggerogoti tubuhnya.
Keesokan
harinya Doni pulang kerumah, dia terkejut karena rumahnya sudah dikerumunin
banyak orang, dan memakai baju hitam, kemudian ia bertanya pada salah satu
orang yang berjalan menuju rumahnya,” eh, pak ada apa dirumah gua?”
Orang
itu menjawab “ astoghfirulloh, ayah kamu sudah meninggal Don, tadi malam habis
solat maghrib, masak kamu anaknya tidak tau”.
Doni
menundukkan kepala dan hanya berpikir, ia tidak ikut menguburkan jasad ayahnya.
Karena ia berpikir bahwa kematian ayahnya salah dia. Kemudian pada malam
harinya ia datang kerumah pak ustadz yang ada di desa itu. Ia bertanya kepada
pak ustadz “ pak, kira-kira jika saya taubat apa dosa-dosa saya selama ini akan
di maafkan?”
Pak
ustadz menjawab “ Alloh itu Maha Pengampun, Alloh pasti akan menerima taubat mu
jika kamu benar-benar ingin bertaubat, ingatlah nak hidup itu seperti seseorang
yang bertamu di rumah orang, jadi hidup itu hanya sementara, jadi cepatlah kau
bertaubat sebelum ajal memanggilmu”.
Kemudian
Doni segera mengambil air wudhu dan melaksanakan solat taubat, ia benar-benar
ingin bertaubat. Saat ia selesai melaksanakan solat ia berdoa “ ya Alloh
terimalah taubat hambamu ini, aku memang sudah banyak berbuat dosa, tapi hamba
mohon terimalah taubat hamba, hamba benar-benar ingin melaksanakan semua
perintahmu dan menjauhi segala laranganmu ya robb”.
Waktu
demi waktu sudah ia jalani, ia sekarang adalah orang yang selalu mengumandangkan
adzan setiap waktunya solat fardhu.
Pada
waktu ia melaksanakan solat dhuhur, dan pada saat sujud, semua orang
terheran-heran melihatnya,” kenapa Doni tidak bangun-bangun” kata seorang
jamaah yang ada di sampingnya, kemudian badannya di senggol oleh orang itu,
badan Doni langsung terjatuh, dan semua orang yang ada di masjid itu terkejut,
karena melihat pristiwa itu.
Kemudian
akhirnya Doni dimakamkan di sebelah makam ayahnya. Dan lebih herannya lagi pada
saat pak ustadz membacakan do’a terdengar suara amin yang sangat banyak dan
kencang, padahal di situ hanya ada 20 orang.
Kejadian
itu menjadi suatu pelajaran bagi penduduk desa dan kita semua. Bahwa Alloh itu
maha pengampun dan IYA akan menerima taubat orang yang benar-benar Taubatan
Nasuha.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar